6 bulan sudah pernikahan kita,tidak terasa suamiku, Alhamdulillah. tapi sepertinya tidak ada sedikit pun tanda-tanda kebaikan di dalamnya. semuanya malah terasa makin terpuruk. tidak sifat, tidak sikap, tidak ibadah, apalagi rezeki. aku selalu berharap setelah menikah, kehidupanku akan menjadi lebih tenang. tenang beribadah, tenang bekerja, tapi sepertinya semuanya hanya akan jadi harapan saja. apa yang bisa aku lakukan? aku hanya seorang istri.
Aku bosan hidup begini terus. ingin rasanya aku lari kemudian memperbaiki dan mengubah hidup ini sendiri. tapi, masihkah aku sanggup? Aku hanyalah seorang istri.
Ingin ku tagih semua kata-kata suamiku dulu sebelum kita menikah. apapun akan ku kerjakansetelah kita menikah nanti. saya tidak akan diam saja. setelah menikah, kemudian kita kembali memutuskan untuk hijrah ke makassar dan suamiku kembali berkata "setelah di makassar nanti, apapun bisa saya kerjakan. jadi kuli bangunan pun tidak masalah, toh tidak ada yang mengenal saya". aku selalu bangga padanya setiap mendengarnya berucap seperti itu. sayangnya, sepertinya suamiQ mendadak lupa atau mungkin khilaf akan kata-katanya. sampai detik ini, belum ku lihat kerja kerasnya menafkahi aku sebagai istrinya. jangankan bayar hutang, untuk makan saja kita masih harus "gali lobang tutup lobang". sekarang suamiku hanya bekerja di pulau saja. itupun tidak intens, paling cuma 2 atau 3 hr sj dengan pendapatan yang sangat minim. kalau tidak kepulau, paling cuma bisa tidur saja, apalagi sekarang ramadhan. emas sudah tergadai, malah mungkin sudah terlelang. cincin pernikahanku cuma berumur 2 minggu saja di tanganku. sedih rasanya. jangankan mau menebusnya, bayar bunga nya saja sudah tidak mampu. apa yang bisa akulakukan? Aku hanyalah seorang istri.
Aku bosan. aku jenuh. aku banyak fikiran. mengertikah engkau suamiQ? selalu ku mimpikan kehidupan pernikahanku yang harmonis, rukun,taat pada Allah, saling membantu dalam pekerjaan, diskusi untuk setiap solusi masalah. tetapi semuanya terasa sulit. Aku hanyalah seorang istri.
ADA APA DENGAN SEORANG ISTRI???
Istri adalah seorang perempuan yang di nikahi oleh seorang lki-laki yang kemudian hak dan kewajibannya beralih pada suaminya. maka apapun yang akan dilakukan oleh sang istri, haruslah mendapat restu dari suami, sekalipun untuk memberi dan menjenguk orang tuanya sendiri. karena Allah akan murka pada istri yang durhaka pada suaminya. maka sepantasnyalah seorang suami memperhatikan kebutuhan dan hak-hak istrinya.
Disinilah aku, sebagai seorang istri yang mencoba untuk taat pada suaminya. aku memilih menikah karena aku percaya hidup setelah menikah akan lebih berkah. tapi salahkah aku meragukannya sekarang? namun siapa yang harus aku ragukan? Allah kah atau suamiku? atau mungkin aku sendiri yang belum bis menjadi istri yang baik untuk suamiku? entah apa yang aka terjadi pada keluarga kecilku ini nantinya. sampai sekarang aku belum punya gambaran sedikit pun. mampukah kami mempertahankan pernikahan ini? akan berubah menjadi lebih baik dan lebih bahagia seperti cita-cita kita sebelu menikah?
Suamiku, ingin rasanya ku tagih janji-janjimu membahagiakanku, bekerja keras, dan tanggung jawab. sadarkah engkau telah menjadi imamku sekarang? harusnya engkau bisa menuntunku menjadi lebih baik, menjadi lebih taat beribadah. harusnya engkau bisa penuhi semua kebutuhanku, kebutuhan kita. aku rela meninggalkan keluargaku. tapi sepertinya tak ada perubahan sampai detik ini. engkau tetap tak punya pekerjaan yang jelas. kita masih harus "gali lobang tutup lobang". satu persatu barang-barang kita telah tergadai dan terjual. mau sampai kapan kita begini?
BAGAIMANA JIKA AKU HAMIL DAN MELAHIRKAN?
Sebenarnya aku bisa saja mencari pekerjaan untuk membantu perekonomian kita,suamiku. tapi saat ini hampir semua perusahaan mencari karyawati yang lajang saja. pun kalau ada yang menerimaku bekerja, bagaimana dengan dirimu suamiku? apa yang akan kau lakukan. akankah kau hanya akan menjadi pengantar jemputku saja? bagaimana jika aku hamil? bebanku akan semakin bertambah. aku harus bekerja dengan perut yang besar. bagaimana jika baby nya sudah lahir? sudah siap kah engkau menjadi bapak yang sesungguhnya? sudahkah engkau punya pekerjaan dan penghasilan yang jelas? aku tidak mungkin bekerja lagi. aku harus menurus rumah tangga kita. mengurus kebutuhanmu dan kebutuhan bayi kita. masihkah edisi "gali lobang tutup lobang" berlaku? apa yang bisa aku lakukan. Aku hanyalah seorang istri.
Suamiku, sekiranya engkau tahu betapa aku mencintaimu. betapa besar ku gantungkan harapanku kepadamu. aku selalu bangga dan percaya pada kebaikan dan ketulusan hatimu. tapi saat ini itu tidaklah cukup. aku selalu rindu dengan engkau yang tak pernah lupa pada ibadahmu dan mengingatkanku, seperti saat pacaran dulu. aku rindu padamu yang selalu sibuk bekerja tanpa lupa kepadaku, seperti waktu pacaran dulu. andai saja semua ini bisa diubah, aku ingin tetap menjadi pacarmu saja. karena aku bisa selalu melihat dan mendengar segudang kesibukanmu. tapi saat aku butuh engkau di sampingku, engkau pasti ada. sekarang, aku selalu berdo'a, engkau telah menjadi suamiQ tapi tetap sibuk seperti waktu kita pacaran dulu. aku rindu masa-masa aku marah karena menunggumu yang telat menjemput karena pekerjaannya belum selesai atau aku marah lagi karena engkau terlalu cepat datang padahal jilbabku saja belum ku pasang. sekarang yang ada, aku bosan melihatmu di depan laptop terus, online ntah bikin apa, bangun tidur bangun tidur tanpa hasil. tidakkah engkau tahu suamiku, terkadang aku sedih jika engkau mau makan sesuatu tapi uang di dompetku sudah tidak cukup lagi. aku tidak tahu bagaimana mengatakannya. aku ingin memaksamu untuk bekeja, aku takut engkau tersinggung. maka aku memilih diam saja berharap engkau mengerti. namun aku tidak pernah tahu apa yang ada di kepalamu. bagaimana engkau memikirkan kelangsungan kehidupan kita.
Suamiku, ini Ramadhan pertama kita sebagai suami istri. telah ku bayangkan ini akan mnjadi ramadhan pertama yang indah setelah menikah. tapi sepertinya. tidak. sepertinya kita akan merayakan idul fitri berdua saja di tempat ini, karena kita tidak punya uang untuk pulang merayakan idul fitri. tapi apa yang bisa ku lakukan. Aku janyalah seorang istri.
Suamiku, maafkan jika catatan hatiku ini melukaimu. engkau tahu aku tidak bisa selalu mengatakan apa yang ada di hati dan fikiranku. namun ku mohon jangan ikut diam saja dengan diamku. aku diam karena aku selalu percaya padamu yang bertanggung jawab. ingatlah bagaimana kita bisa menikah. sampai detik ini, kita berdua masih menjadi buronan hutang pernikahan kita. aku tidak bermaksud melimpahkan semua urusan kepadamu karena kenyataannya semua solusi harus ku selesaikan sendiri. aku harus selalu cari alasan pada semua penagih. aku makin kehilangan kepercayaan. aku lelah suamiku. tapi haruskah aku menyesalinya?
Aku ini istrimu, pakaian suamiku. aku ingin menjadi pakaian yang indah untukmu. tapi aku tidak akan pernah indah jika engkau tidak memakaiku dengan baik. aku tidak pernah meminta lebih. menikah denganmu sudah menjadi anugerah paling indah yang aku miliki saat ini,insha Allah sampai nanti.aku hanya ingin suamiku tahu apa kewajibannya sekarang. ingatlah hutang kita bulan ini begitu banyak dan tidak ada lagi alasan untuk tidak membayarnya. karena jika tidak, maka cepat atau lambat, kehidupan keluiarga kita pasti akan hancur. dan saya masih selalu berharap engkau masih mau memperjuangkannya, suamiku. engkau tahu, aku sayang kepadamu. aku memilihmu dan menghapus yang lain dari kepalaku. maka tolong berlaku adil lah pada kehidupanku. maka aku akan selalu patuh kepadamu. SDS
No comments:
Post a Comment