PUSH YOURSELF to THE LIMIT!


Diam ini bukan tentang uang. karena engkau pasti tahu aku bukan perempuan matre yang murahan. Diam ini adalah bentuk protes atas sikapmu yang kurasakan tidak pernah berubah,berulang-ulang di kejadian yang sama di waktu yang berbeda. apa ini? inikah dirimu? sungguh aku tidak mengerti. aku selalu bilang bahwa hanya keledai saja yang akan jatuh di lubang yang sama untuk kesekian kalinya. dan kamu?

Seringkali kau menyalahkan aku karena selalu diam saat marah atau tidak menyukai sesuatu.Kau bilang, bagaimana aku mengerti salahku jika kau hanya diam saja. Tapi apa lagi yang bisa kukatakan. aku bosan untuk selalu mengatakannya. Ini bukan pertama kalinya. Percuma juga aku selalu cerewet ini cerewet itu karena ternyata tidak ada juga artinya bagimu. andai cerewetku berarti untukmu, engkau tidak akan menungguku diam untuk melakukan sesuatu.

Ada apa denganmu sebenarnya?mengapa selalu begini? rutinitas yang seperti ini sungguh membosankan untukku karena ternyata tidak ada efeknya untukmu. engkau berulah, aku marah dengan diamku, engkau membiarkanku diam, dan menunggu aku bicara kembali, kita berbaikan lagi, dan kau berulah lagi dan aku harus diam lagi untuk membuatmu mengerti bahwa aku marah atas ulahmu yang itu itu lagi. begitu saja seterusnya. apa kau fikir aku tidak lelah dengan kondisi yang seperti itu? atau kau malah menyukainya? andai saja aku bisa mengerti isi kepalamu. namun ternyata kau lebih sulit di mengerti daripada yang ku bayangkan. aku fikir aku sudah sangat mengenalmu, namun sepertinya aku salah.

Mengapa engkau selalu menungguku marah dalam diam untuk membangun semangat kerja kerasmu? bukankah kau sudah dewasa. mengapa aku harus selalu menjelaskannya berulang-ulang untuk membuatmu membuka mata kalau kita dalam masalah. tidak bisakah kau mengingatnya sendiri? sebegitu banyaknyakah yang engkau fikirkan hingga engkau selalu lupa pada hal-hal prioritas?

"PUSH YOURSELF TO THE LIMIT" itu slogan yang kau pasang di layar laptopmu. aku senang membacanya, berharap slogan itu bisa menjadi motivasimu ke depan. tapi melihat dirimu hari ini, ternyata slogan itu hanya pajangan saja, mungkin biar terlihat keren saat ada yang melihat tampilan desktopmu. andai kau push yourself to the limit, kita tidak akan berada dalam masalah ini. kita tidak akan berlapar-lapar, kita tidak akan kehilangan harta kita sedikit demi sedikit. orang-orang bilang, laki-laki memikirkan hari ini saja sedangkan perempuan memikirkan kemarin, hari ini dan esok hari. namun sepertinya dirimu berbeda. engkau selalu melakukan hal-hal yang hasilnya esok hari tanpa memikirkan hari ini sudah terpenuhi atau belum. esok hari memang penting di fikirkan hari ini jika hari ini sudah terpenuhi.namun jika hari ini saja tidak ada apa-apa, lalu mengapa engkau sibuk memikirkan hari esok?apa kau fikir kau bisa selamanya mengganti yang hilang hari ini di esok hari? bagaimana jika ini hari terakhirmu dan kau tidak melakukan apa-apa? kau tidak punya apa-apa.Bagaimana?apa itu sudah terfikirkan olehmu? atau aku harus menjelaskannya lagi?

Mungkin kau berfikir aku sangat egois, aku keras kepala, mau menang sendiri, selalu merasa benar, dan entah apalagi yang terfikirkan olehmu. Bisa jadi semua kemungkinan itu benar. Tapi pernahkah kau berfikir mengapa semua kemungkinan itu benar? apa memang seperti itukah sifatku? andai kau mengeti, aku adalah wanita yang sangat sederhana, yang sangat menghormatimu, yang sangat membanggakan dirimu di hadapan semua orang. tak seorang pun yang mengenalmu melalui aku yang tidak mengatakan betapa beruntungnya aku memilikimu. dan aku juga berharap begitu. tapi sayangnya, sampai hari ini hal itu belum benar. aku masih belum seberuntung itu.

aku tidak pernah menunutut kekayaanmu. aku tidak pernah menuntut ketampananmu. aku mencintai ketulusanmu yang bersahaja. namun hidup tidak cukup hanya dengan tulus saja. hidup perlu dijalani dengan realitasnya. aku tidak menuntut banyak hal tidak berarti aku tidak butuh apa-apa namun aku mencoba mengerti dan menerima keadaanmu. aku hanya butuh kesadaranmu tentang tanggung jawab sebagai lelaki yang utuh yang telah memutuskan untuk menikah dan menjadi seorang ayah. Saat kau sadar akan tanggung jawab itu, kau tidak akan pernah menemui dompetmu dalam keadaan kosong. Saat kau menyadari tanggung jawab itu, kau tidak akan pernah melihat anak istrimu menangis dalam tidurnya karena lapar. Saat kau menyadari tanggung jawabmu, kau tidak akan menemui istrimu diam karena ulahmu yang berulang di kejadian yang sama. PUSH YOURSELF to THE LIMIT, Bapak!Anakistrimu sangat mencintaimu, maka mohon bertanggung jawablah untuk cinta mereka.

No comments:

Post a Comment